KEDUDUKAN ILMU DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAM
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Dalam agama Islam, kedudukan ilmu sangatlah penting dan sentral. Menurut al-Quran, ilmu adalah suatu keistimewaan pada manusia yang menyebabkan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain. Manusia diciptakan Allah dilengkapi dengan akal, dimana manusia dapat menggunakan akalnya untuk berfikir. Akal menurut ahli filsafat memiliki makna daya, kekuatan, dan tenaga. Allah SWT tidak hanya memberikan akal kepada manusia melainkan juga menurunkan wahyu kepada manusia-manusia pilihan-Nya. wahyu adalah sabda Tuhan yang disampaikan kepada utusan-Nya. salah satunya Nabi Muhammad, tersimpan di dalam Al-Qur’an. wahyu dalam bahasa arab dapat diartikan sebagai suara, bisikan, isyarat, atau tulisan yang diberikan kepada para Nabi. Akal dan wahyu dalam Islam, tidak dapat dipisahkan, karena akal dan wahyu memiliki peranannya masing-masing.
Akal dan wahyu tidak bersebrangan, apabila ada pertentangan,
sebenarnya hanya terjadi dalam furu’iyah (masalah cabang) bukan dalam
hal yang prinsip. Akal dan wahyu, dimana akal sebagai potensi rohaniyah yang
terdapat dalam manusia yang berkemampuan mengetahui, mengingat, berangan-angan
dan memahami suatu realitas kosmis & mampu juga merubahnya. Sedangkan wahyu
sebagai bahan informasi atas gambaran alam dengan batasan-batasannya. Tujuan daripada
ilmu itu sendiri adalah untuk menanamkan kebaikan dan keadilan pada manusia
dengan selalu berpegang dalam kaidah dan ajaran agama islam yang benar. dalam
kaitannya memahami ilmu, agama islam sendiri memberikan kedudukan tertinggi,
akan tetapi harus didasari oleh tauhid yang baik, agar ilmu yang didapat tidak
keluar dari kaidahnya.
Klasifikasi
ilmu dalam islam menurut ahli yakni imam al-Farabi ilmu ada beberapa
klasifikasi diantaranya ilmu bahasa, ilmu logika, ilmu matematis, ilmu politik,
ilmu fiqih, dan ilmu kalam. Sedangkan karakteritik ilmu diantaranya dimaksudkan
sebagai petunjuk umum ke arah berbagai ilmu, sehingga para pengkaji dapat
memilih subyek-subyek yang benar-benar membawa manfaat, Klasifikasi tsb
memungkinkan seseorang belajar tentang hierarki ilmu, Berbagai bagian & sub
bagaiannya memberikan sarana yang bermanfaat dlm menentukan sejauh mana
spesialisasi dapat ditentukan secara benar, dan Klasifikasi itu
menginformasikan kpd para pengkaji tentang apa yang seharusnya dipelajari
sebelum seseorang dapat mengklaim diri ahli dlm suatu ilmu tertentu.
Pendapat
selanjutnya menurut imam Al-Ghazali klasifikasi ilmu dapat diuraikan sebagai
berikut :
1.
Ilmu-ilmu teoritis & praktis
-
Ilmu teoritis adalah,
ilmu yang menjadikan keadaan2 yang wujudnya diketahui sebagaimana adanya.
-
Ilmu praktis berkenaan
dengan rindakan2 manusia untuk memperoleh kesejahteraan di dunia maupun
akhirat.
2.
Ilmu yang dihadirkan & ilmu yang dicapai
Bersifat langsung, serta merta, suprarasional (diatas/diluar
jangkauan akal), intuitif (secara intuisi, berdasar bisikan hati) &
kontemplatif (bersifat renungan). Al-Ghazali menyebut ilmu ini dengan sebutan ilmu
laduni. Ilmu yang dicapai ialah ilmu yang dapat dijangkau oleh akal manusia
(ilmu insani)
3.
Ilmu-ilmu keagamaan & Ilmu-ilmu intelektual
Ilmu keagamaan ialah
ilmu-ilmu yang diperoleh dari para nabi, tidak hadir melalui akal manusia
biasa. Ilmu intelektual ialah berbagai ilmu yang dicapai melalui intelek
(kecerdasan berpikir)
4.
Ilmu fardhu ‘ain & ilmu fardu kifayah
-
Fardhu ‘ain merujuk pada kewajiban agama yang mengikat setiap muslim &
muslimah (perseorangan).
-
Fardhu kifayah
merujuk pada hal2 yang merupakan perintah ilahi yang bersifat mengikat
(kelompok) muslim & muslimah sbg satu kesatuan.
Selanjutnya
menurut Qutubuddin al-Syirazi klasifikasi ilmu terdiri dari ilmu fisolofis dan
non fisolofis, yaitu ilmu yang diistilahkan sebagai ilmu religius jika termasuk
dlm ajaran2 wahyu. Jika sebaliknya maka non religius yakni dapat berupa
ilmu-ilmu naqli (keagamaan) & ilmu intelektual (akal), serta dapat berupa
Ilmu tentang pokok-pokok (Usul) & ilmu tentang cabang (furu’).
Dalam
pengembangan ilmu & penerapan teknologi agama Islam, mampu menjadi pemandu
dan pemandu agama dengan ilmu pengetahuan & teknologi, mampu
memadukan wahyu dengan ra’yu (akal pikiran manusia). Mampu memadukan
agama yang diistilahkan dengan iman & takwa (imtak) dengan ilmu pengetahuan
& teknologi (iptek) dalam pembendaharaan bahasa Indonesia kontemporer. Agama
islam mewajibkan ummatnya untuk menuntut ilmu. hal ini sudah tertera jelas
dalam alqur’an maupun hadist. Islam merupakan agama yang punya perhatian besar
kepada ilmu pengetahuan, Islam sangat menakankan umatnya untuk terus menuntut
ilmu. Allah berfirman :
Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah: 11)
Dari
ayat diatas jelas Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan & mewajibkan
seluruh umat Islam untuk mempelajarinya. Sabda Rasulullah:
Artinya: “Barangsiapa yang menginginkan dunia
maka hendaklah berilmu. Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah
dengan ilmu.Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu.”
Dari
hadist diatas jelas sudah bahwa ilmu merupakan peranan yang penting dalam
ajaran agama islam. ilmu merupakan acuan dalam kehidupan baik dunia maupun
akhirat. semua apa yang diinginkan manusia baik itu pekerjaan ataupun
kebahagian akhirat harus memiliki ilmu.
Komentar
Posting Komentar