MAKALAH PERLINDUNGAN KONSUMEN

  BAB I PENDAHULUAN   A.     Latar Belakang Di dalam perpustakaan ekonomi dikenal istilah konsumen akhir dan konsumen antara. Konsumen akhir adalah penggunaan atau pemanfaatan akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang menggunakan suatu produk  sebagai bagian dari proses produksi suatu produk lainnya. Oleh karena itu, pengertian yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 adalah konsumen akhir. Pelaku usaha merupakan orang atau lembaga yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara  Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Dengan demikian, pelaku usaha yang termasuk dalam pengertian ini ialah perusahaan koperasi, BUMN, koperasi, importir, pedagang, distributor, dan lain-lain. [1]   B.      Rumusan Masalah 1.       Apa Pengertian dari Pelindungan Konsumen

TUGAS PERILAKU KEORGANISASIAN : KOMUNIKASI BERUJUNG KONFLIK


KOMUNIKASI BERUJUNG KONFLIK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Keorganisasian
Dosen Pengampu : Teguh Ariefiantoro, SE, MM




Disusun Oleh :
KELOMPOK 15
Nesya Febriana Puspitarini                    B.231.16.0405
Hernita Dwi Nugraheni                         B.231.16.0437
Sandra Genia                                        B.231.16.0439
Muhamad Ridwan                                B.231.16.0457
Anisatul Muawanah                              B.231.16.0486



FAKULTAS EKONOMI JURUSAN S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS SEMARANG
2018
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak bisa terlepas dari komunikasi. Komunikasi adalah pertukaran informasi antara dua individu atau lebih yang bertujuan untuk memberi dan menerima informasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan lisan maupun isyarat. Namun, seringkali komunikasi dapat mengakibatkan konflik antara individu maupun kelompok yang bersangkutan.
Organisasi indentik dengan kesalahan penyampaian  komunikasi di suatu lingkungan rapatatau antara anggota. Sehingga cara mengatasi masalah dalam organisasi harus benar-benar dipahami ketua dan anggota, untuk meminimalisir dampak yang timbul. Permasalahan atau konflik yang terjadi antara ketua atau anggota dengan ketua yang terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan sistem yang terstruktur.
Ada beberapa kata atau kalimat yang sering diucapkan namun terkesan memaksa. Jadi anggota yang lainnya merasa ada sebuah keterpaksaan yang harus dilaksanakan. Misalkan dalam bahasa jawa seseorang sering berkata “pokok’e” atau “pokoknya”. Kata-kata itu kesannya memaksakan kehendak, dan mengakibatkan anggota lain tidak enak mendengarkan pembicaraannya yang lain.
Konflik komunikasi tersebut tidak hanya akan terjadi selama rapat, namun akan berturut-turut bermasalah dengan lawan bicara dalam rapat tersebut. Entah beberapa hari, minggu, maupun hitungan bulan. Mereka akan saling diam, tidak melihat dan menganggap tidak ada seseorang yang berkonflik dengan orang itu dengan memasang muka wajah yang sengit. Bila tidak ada pihak yang mengalah, maka tidak ada perdamaian didalamnya. Itulah masalah akibat berkomunikasi yang kurang efektif dan kesalahpahaman yang sering dialami oleh rapat rutin karang taruna yang seharusnya bertujuan bermusyawarah untuk mencapai mufakat.

1.2              Rumusan Masalah
Bagaimana komunikasi yang baik dan efektif dalam organisasi?
PEMBAHASAN

2.1              Komunikasi Efektif
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
2.1.1        Unsur-unsur Komunikasi
1.         Komunikator. Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi.
2.         Komunikan. Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3.         Media. Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya
4.         Pesan. Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh    terhadap kesinambungan komunikasi
5.         Tanggapan. Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
2.1.2        Tujuan Komunikasi Efektif
·           Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan.
·           Agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seimbang sehingga tidak terjadi monoton.
2.1.3        Fungsi Komunikasi Efektif
1.         Fungsi informasi  untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
2.         Fungsi ekspresi sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3.         Fungsi kontrol menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4.         Fungsi sosial untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5.         Fungsi ekonomi untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
2.1.4        Hambatan-hambatan Komunikasi Efektif
Menurut Ron Ludlow& Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif  yaitu adalah:
1.         Status effect. Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2.         Semantic Problems. Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3.         Perceptual distorsion. Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4.         Cultural Differences. Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5.         Physical Distractions. Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6.         Poor choice of communication channels. Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7.         No Feed back. Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.

2.2              Konflik
Konflik/permusuhan adalah proses sosial yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Permusuhan atau konflik diawali dengan adanya perbedaan atau persaingan yang serius sehingga sulit didamaikan atau ditemukan kesamaannya. Sebenaranya konflik dapat sangat wajar terjadi dalam sebuah interaksi sosial. Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab, hingga menyebabkan suatu konflik yakni diantaranya :
1.        Perbedaan pendirian dan perasaan antar individu
2.        Perbedaan latar belakang setiap individu
3.        Perbedaan sifat dan watak
4.        Mengemukakan pendapat yang kurang bisa dikemas dengan komunikasi yang baik
5.        Kurangnya pengetahuan
6.        Menanggapi tanggapan yang disertai emosi atau kontrol emosi yang kurang baik
Konflik dipandang sebagai faktor yang dapat merusak, maka hal itu harus dicegah. Namun banyak orang mulai sadar bahwa rusaknya suatu hubungan disebabkan oleh kegagalan memecahkan konflik. Pengelolaan konflik dapat memberikan dampak positif serta dampak negatif bagi diri sendiri dengan orang lain, diantarnya:
Dampak positif :
1.        Sebagai tanda peringatan dini terhadap masalah
2.        Sebagai katub pengaman
3.        Meningkatkan interaksi dan keterlibatan kelompok untuk berdiskusi menyelesaikan masalah yang timbul
4.        Menjadi jembatan dalam penyelesaian masalah
5.        Mendorong penyampaian informasi antar kelompok
6.        Menguji ide –ide yang muncul dan solusi yang ditawarkan atas masalah yang terjadi
Dampak Negatif:
1.        Melemahnya hubungan antar pribadi timbulnya sikap amarah, perasaam terluka, keterasingkan.
2.        Konflik ditandai dengan sikap tidak percaya antar satu kelompok dengan kelompok yang lain. Ditunjukan dengan raut wajah tidak menyenangkan, bersikap diam, atau mungkin menghindar.
3.        Mengakibatkan pemborosan energi/tenaga hingga hilangnya kosentrasi dalam pekerjaan, menurunnya rasa kepeduliannya, kurangnya kerjasama, bahkan justru terjadinya sikap saling menyalahkan, koordinasi menjadi buruk.
2.2.1        Solusi Konflik
1.        Menciptakan suasana kondusif dan santai dalam musyawarah.
2.        Tidak memaksakan kehendak dikalangan individu.
3.        Memiliki sikap perhatian antar individu.
4.        Mengerti sifat dan watak orang lain, agar kita mampu menyikapinya dengan baik.
5.        Mampu mengontrol emosi dengan baik.
6.        Memperjelas dan mempertegas suatu informasi yang mungkin kurang bisa dipahami oleh anggota yang lainnya.
7.        Jika ada konflik antar individu didalamnya dapat diselesaikan dengan pihak ketiga, atau bantuan dari teman-teman anggota.
8.        Memotivasi orang lain dengan dorongan-dorongan yang akan menguatkan dia saat menghadapi masalah dengan lawan bicara.


DAFTAR PUSTAKA

Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E. Merril Publishing Company, Columbus, Ohio.
Cruden dan Sherman, 1976. Dalam bukunya Personel Management
Fiske John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2006. Komunikasi Organisasi; strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Robbins. Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi Jilid 2. Jakarta: Indeks.
Stoner, James A.F., 1996, Manajemen, Erlangga, Jakarta
Wahid, Din. “penyebab konflik”. Nina M.Armando (et.al.). sosiologi dasar Vol. III. Jakarta: Ichtiar baru Van Hoeve, 2005.
Yusuf, Din. “ilmu sosial”. Nina M.Armando (et.al.). 2001. Konflik Sosial, Vol. III. Semarang : Ichtiar baru Van Hoeve,

Komentar

MAKALAH KUTIPAN, CATATAN KAKI DAN DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH KUTIPAN, CATATAN KAKI DAN DAFTAR PUSTAKA

RESUME BUKU ETOS DAGANG ORANG JAWA PENGALAMAN RAJA MANGKUNEGARA IV KARYA : DRS. DARYONO, MSI.