MAKALAH PERLINDUNGAN KONSUMEN

  BAB I PENDAHULUAN   A.     Latar Belakang Di dalam perpustakaan ekonomi dikenal istilah konsumen akhir dan konsumen antara. Konsumen akhir adalah penggunaan atau pemanfaatan akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang menggunakan suatu produk  sebagai bagian dari proses produksi suatu produk lainnya. Oleh karena itu, pengertian yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 adalah konsumen akhir. Pelaku usaha merupakan orang atau lembaga yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara  Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Dengan demikian, pelaku usaha yang termasuk dalam pengertian ini ialah perusahaan koperasi, BUMN, koperasi, importir, pedagang, distributor, dan lain-lain. [1]   B.      Rumusan ...

Kamu termasuk pribadi supple atau caper ?


SUPPLE APA CAPER ?

TUGAS KELOMPOK
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Keorganisasian
Dosen Pengampu : Teguh Ariefiantoro, SE, MM



Disusun Oleh :
KELOMPOK 15
       Nesya Febriana Puspitasari                   B.231.16.0405
       Hernita Dwi Nugraheni                         B.231.16.0437
       Sandra Genia                                        B.231.16.0439
       Muhamad Ridwan                                B.231.16.0457
       Anisatul Muawanah                              B.231.16.0486


FAKULTAS EKONOMI JURUSAN S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS SEMARANG
2018





PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk yang kompleks, kekompleksitasan manusia itu tiada taranya di muka bumi ini. Manusia lebih rumit dari makhluk apapun yang bisa dijumpai dan jauh lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat. Manusia juga sulit dipahami karena keunikannya. Dengan keunikannya, manusia adalah makhluk tersendiri dan berbeda dengan makhluk apapun. Juga dengan sesamanya. Tetapi, bagaimanapun sulitnya atau apapun hambatannya, manusia ternyata tidak pernah berhenti berusaha menemukan jawaban yang dicarinya itu.
Tingkah laku sosial baik kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap yang melekat pada seseorang jika berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Istilah kepribadian merupakan konsep yang luas sehingga tidak mungkin membuat definisi berlaku untuk semua orang.  Kepribadian inilah yang terkadang memicu masalah pada diri seseorang terhadap orang lain. Kepribadian sendiri semakin berkembang sesuai dengan pertumbuhan pada diri seseorang, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.
Zaman sekarang ini orang semakin merasa harus gaul. Terkadang mereka beranggapan bahwa orang yang gaul adalah mereka yang bisa dipandang hebat oleh orang lain, bisa menjadi pusat perhatian orang lain. Ketika seseorang tidak dapat mengambil simpati orang lain mereka lebih cenderung mencari perhatian atau istilah gaulnya caper. Caper sendiri merupakan bentuk sikap atau kepribadian yang cenderung tidak baik, karena sikap ini lebih kepada sikap ingin diakui oleh orang lain. Sehingga mereka melakukan berbagai cara agar dapat pengakuan. Kebalikan sikap ini adalah sikap supple (luwes/mudah beradaptasi) sikap yang cenderung mengarah sikap positif. Sikap ini merupakan pembawaan diri yang mampu menyesuaikan pada lingkungan dimanapun dia berada, sehingga sikap ini cenderung bertentangan dengan sikap caper.

B.            Rumusan Masalah
Bagaimana cara memiliki sikap dan kepribadian yang supple serta cara mengatasi sikap caper ?





PEMBAHASAN

A.            Supple
Istilah supple berasal dari bahasa inggris yang artinya luwes atau mudah beradaptasi, sedang istilah yang lebih keren disebut easy going yaitu mudah bergaul dengan makhluk sosial lainnya. Pemilik sifat ini tidak akan kesulitan ketika berhadapan dengan sekelompok manusia lainnya yang baru dia kenal.
Pembawaannya yang asyik menjadikan pemilik sifat ini mudah diterima oleh lingkungan barunya. Manusia dengan sifat ini memiliki banyak kelebihan dibanding dengan manusia lainnya. Mereka akan mendapatkan banyak manfaat positif dari sifat yang dimilikinya ini. Mari kita bahas beberapa keuntungan memiliki sifat supple dalam kehidupan keseharian. Faktor-faktor pembentuk kepribadian supple :
1)             Faktor Keturunan
Faktor keturunan ini bisa dianggap sebagai kodrat yang tidak bisa dipungkiri oleh siapapun. Sekeras apa pun usaha seseorang untuk mengubah faktor keturunan, nyatanya faktor genetis seorang manusia, baik itu berupa bentuk fisik, temperamen, dan hal-hal yang berhubungan dengan faktor biologis adalah karakteristik yang dipengaruhi oleh orangtua manusia yang bersangkutan.
2)             Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan seperti, keluarga, teman, masyarakat, dan pengaruh lingkungan lainnya akan menjadikan seseorang seperti meraka yang berada di lingkungan tersebut. Seorang manusia bisa dengan mudah memiliki sifat supple jika faktor lingkungan mendukung terbentuknya kepribadian tersebut.
1.             Ciri-ciri kepribadian yang supple :
1)        Pandai berbicara. Orang supple mampu menciptakan suasana yang asik ketika mengobrol. Ia mampu mengolah kata sehingga teman atau rekan yang diajaknya berbicara tidak akan merasa bosan.
2)        Easy going. Orang supple itu orang yang easy going banget. Dia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dia mampu menciptakan sebuah obrolan yang asik dan menarik saat dia berada pada kalangan menengah keatas dan menengah kebawah.  
3)        Cerdas. Mampu mengolah sebuah topik yang membosankan menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan. Dia juga mendapat banyak pengetahuan dari banyak rekan bicaranya. Mengingat dia mampu bersosialisasi dengan siapapun.
4)        Banyak teman.
2.             Tips Menjadi Pribadi Yang Supple

1)        Bangun Kepercayaan Dirimu Terlebih Dahulu

Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah kamu harus bagun rasa percaya diri (PD) dalam dirimu. Banyak cara yang bisa kamu lakukan seperti bicara kepada dirimu sendiri didepan kaca dan katakan bahwa “aku seorang yang pemberani, aku bisa bicara dengan baik didepan orang dan aku bukan orang yang susah bergaul ”.

2)        Cari Sahabat yang Dapat Mensupportmu

Coba dekati satu teman (sesama jenis/pria-pria, wanita-wanita) yang kamu anggap bisa memberikan energi positif padamu. Bangun persahabatan yang baik dengannya dan pelajari sifat baik dalam dirinya.

3)        Mulai Masuk ke Komunitas yang Positif

Setelah kepercayaan dirimu terbangun, mulai bergabung dengan sekumpulan orang atau komunitas yang melakukan hal-hal yang positif.

4)        Bangun Rasa Empati Kepada Orang Lain

Setelah mengenal banyak teman, belajarlah untuk membangun rasa empati kepada teman-temanmu. Jangan ragu untuk sesekali bertanya tentang kabar ataupun menawarkan pertolongan kepada temanmu yang memang sedang membutuhkan bantuan.

5)        Hanya Tuhan yang Bisa Mengubah Jati Dirimu

Dan inilah poin yang terakhir, ingatlah bahwa sekeras apapun kamu mencoba jika kamu tidak menyertakan Tuhan di dalam proses perubahan sifatmu maka kamu tidak akan pernah benar-benar menemui jati dirimu yang sesungguhnya. Karena tidak semua orang yang bisa bergaul dengan baik telah menemukan jati dirinya yang sesungguhnya.

3.             Dampak Posisif dan Negatif  Memiliki Sifat Supple
Manusia dengan sifat supel jauh lebih berpeluang untuk mendapatkan manfaat dibanding dengan manusia lainnya. Selain disukai banyak orang, memiliki banyak keuntungan dalam urusan pergaulan ataupun pekerjaan.
Dampak Positif
1)        Supple dalam Pergaulan
Artinya, pemilik sifat supple ini bisa masuk di semua kalangan masyarakat. Mereka yang memiliki sifat ini bisa dengan mudah diterima di masyarakat, sifat tersebut diantaranya Rendah hati, Suka menolong, Suka memberi, Bijaksana, Sopan dan santun, Tidak mudah marah, Tidak suka bergosip, 'Nyambung' saat diajak berbicara, Pintar, Jujur, Dapat menyimpan rahasia, Tidak suka menghakimi dan Sabar.
2)        Supple dalam Pekerjaan
Dampak Negatif :
1)        Menimbulkan Kecemburuan
2)        Dorongan untuk Beradaptasi
3)        Ekpresi Wajah
Orang dengan kepribadian mudah beradaptasiasi ini mudah tersenyum di tengah kesedihan. Bukan berarti sebuah ejekan atau cemoohan atas kedukaan. Akan tetapi, baginya kesedihan itu sifatnya hanya sementara dan setelah itu kembali pada keadaan semula. Dia menanggapi masalah dengan penuh senyum dan tawa riang. Apabila dia merasa dikecewakan oleh orang lain, dia tidak serta merta menunjukkan ekspresi wajah marah atau kekecewaan yang berlebihan. Tetapi, dia bisa meredamnya sedemikian rupa, dan dia masih bisa tersenyum luwes meski dihatinya merasa jengkel.
4)        Kelemahan dan Krisis
Sikap luwes bisa jadi berbahaya bila sudah dalam taraf ketidaktentuan. Memburu demikian banyak perhatian dan demikian banyak hal yang menggairahkan dapat membawa kepada kebimbangan. Dia dapat menunggu kesempatan yang baik, sampai akhirnya kesempatan yang ada itu lenyap sama sekali.

B.            Caper
Caper adalah CAri PERhatian. Biasanya kata-kata ini sering dikatakan kepada orang yang sedang mencari perhatian. Ada banyak sekali metode yang dilakukan seseorang dalam rangka mencari perhatian untuk tujuan tertentu, biasanya bertujuan untuk cari perhatian kepada lawan jenis yang "orang caper" sukai. Caper masuk ke dalam bahasa gaul atau bahasa ABG (Anak Baru Gede) yaitu ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan oleh anak muda. Sintaksis dan morfologi ragam ini memanfaatkan sintaksis dan morfologi bahasa Indonesia.
Sebenarnya caper terhadap orang yang disukai itu wajar, karena caper adalah sebagian dari kode. Tapi kalau capernya berlebihan, ini yang menjadi masalah. Orang menjadi malas mendeketi. Bisa jadi temanmu juga ikut menjauh.
Mungkin kamu tidak tahu jika orang caper itu sesungguhnya merupakan gangguan kepribadian yang dikenal dengan nama Histronic Personality Disorder. American Psychiatric Association (APA) mengidentifikasikan gangguan kepribadian ini berupa kecenderungan seseorang untuk berperilaku dan menyalurkan emosi yang menarik perhatian secara berlebihan. Seseorang dapat menderita Histronic Personality Disorder karena:
1)             Jaringan syaraf otak yang tidak berkembang dengan baik, yang disebabkan oleh trauma di usia dini. Dalam kasus ini, trauma tersebut ditimbulkan dari perilaku abai (cuek) dan kekurangan kasih sayang dari lingkungan sekitar,
2)             Faktor genetik (meskipun sangat jarang), atau
3)             Tidak terbiasa menerima kritikan sejak kecil, sehingga otak tidak mampu mengembangkan respon terhadap stimuli yang ditimbulkan oleh kritik.
1.             Ciri-ciri orang caper akut
Orang yang memiliki gangguan kepribadian ini tentunya tidak sama dengan orang yang insecure, narsis, atau bahkan menderita depresi tanda-tanda perilakunya sebagai berikut :
1)        Sangat emosional, bahkan di saat-saat yang menurut kamu tidak heboh-heboh amat.
2)        Suka mengganggu dan menggoda orang lain di saat yang tidak tepat.
3)        Selalu membutuhkan pengakuan dalam bentuk apa pun.
4)        Mudah bosan dengan rutinitas sehari-hari.
5)        Terlalu mengkhawatirkan penampilan fisik.
6)        Tidak bisa menjaga hubungan baik dengan orang lain.
7)        Tidak peka terhadap sekitar.
8)        Langsung merasa tidak nyaman ketika tidak berhasil menarik perhatian orang lain.
9)        Senang membesar-besarkan keadaan yang sebenarnya, a.k.a drama.
2.             Tips Menghadapi Orang Caper dengan Baik dan Benar
Cuek terhadap penderita Histrionic Personality Disorder ternyata berdampak jauh lebih buruk terhadap kesehatan mental mereka. Jadi, tidak baik juga kalau kamu tiba-tiba langsung ngediemin mereka tanpa sebab. Bukannya membantu, tapi yang ada kamu malah akan memperburuk keadaan. Berikut tips yang baik menghadapi orang caper :
1)   Kalem aja.  Orang caper ini gampang banget ke-trigger oleh hal-hal yang bahkan kamu anggap remeh sekali pun. Seheboh apa pun suasana yang ditimbulkan oleh reaksi orang caper, tetap jaga ke“kalem”an kamu agar ngak kebawa heboh karena sikapnya.
2)   Jaga jarak aman! Kalau orang caper memang bener-bener tidak mengerti lagi dengan pentingnya personal space, kamu-lah yang harus tetap menjaga jarak dengan mereka baik secara fisik maupun mental. Dengan begitu, lama-kelamaan mereka juga bakal capek/lelah sendiri dengan kamu yang terkesan “dingin” dengan kecaperan mereka.
3)   Langsung tegur jika suasana sudah mulai tidak nyaman. Kamu boleh “mempertanyakan” perilaku mereka ketika orang lain sudah terganggu.
4)   Beri saran untuk meminta pertolongan profesional. Remember—we’re not trying to tell them that they’re crazy. Kamu harus bisa meyakinkan mereka bahwa mereka butuh seseorang untuk menangani masalah tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

Ardana, Komang; Mujiati, Ni Wayan; Ayu Sriathi, Anak Agung. 2009. Perilaku Keorganisasian. Edisi dua. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Azwar, Saifudin. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Davis, Keith & Newstrom, John W. 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Handoko. Hani T. 2003. Manajemen Edisi 2. BPFE: Yogyakarta
Muhibbin Syah.  2015. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Purwanto, Yadi, Psikologi Kepribadian, (Bandung: 2007), PT. Refika Aditama.


Komentar

MAKALAH KUTIPAN, CATATAN KAKI DAN DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH KUTIPAN, CATATAN KAKI DAN DAFTAR PUSTAKA

RESUME BUKU ETOS DAGANG ORANG JAWA PENGALAMAN RAJA MANGKUNEGARA IV KARYA : DRS. DARYONO, MSI.